Raja Ini Jadi Gila dan Makan Rumput Seperti Lembu, Apa Penyebabnya?
Sumber: Jawaban

Fakta Alkitab / 22 February 2024

Kalangan Sendiri

Raja Ini Jadi Gila dan Makan Rumput Seperti Lembu, Apa Penyebabnya?

Puji Astuti Official Writer
787

Di dalam Alkitab dicatat kisah seorang raja yang sangat perkasa dan menaklukan banyak bangsa, namun ia kemudian menjadi gila dan bahkan hidup seperti binatang. Tahukah Anda siapa raja itu?  

Dia adalah Nebukadnezar, raja kerajaan Neo-Babilonia. Apa yang dia lakukan dan mengapa Alkitab mencatat namanya? Mari kita pelajari bersama dalam Fakta Alkitab kali ini.  

Siapa Nebukadnezar? 

Raja Nebukadnezar adalah raja kerajaaan Neo-Babilonia atau Kerajaan Kasdim. Ia adalah putra pertama dari pendiri Kerajaan Kasdim, Raja Nabopolassar. Kerajaan Kasdim atau Neo-Babilonia di jaman ini berada di wilayah Irak.   Kerajaan Kasdim berdiri setelah terpecahnya Asyur dan mereka berhasil memberontak dan mendirikan kerajaan sendiri.  

Nama Nebukadnezar dalam bahasa aslinya adalah Nabû-kudurri-uṣur, yang artinya: “Nabu, jagalah ahli warisku.” Kata Nabu pada nama tersebut mengacu pada dewa kebijaksanaan Babel, Dewa Nabu yang juga putra dewa utama mereka, Dewa Marduk. 

Ia memerintah Babilonia dari tahun 605 hingga 562 SM, menjadikannya raja paling berpengaruh dan paling lama memerintah pada periode Neo-Babilonia. Nebukadnezar juga membuat kota Babel pada puncak kejayaan dan kemakmuran. 

Mengapa Alkitab mencatat nama Nebukadnezar? 

Nebukadnezar tercatat dalam Alkitab karena Tuhan memakai dia sebagai alat untuk menghukum Yehuda. Namanya di catat dalam beberapa kitab, seperti 2 Raja-raja, 2 Tawarikh, Ezra, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel. Catatan yang cukup banyak tentang dirinya ada di Kitab Daniel, karena saat itu Daniel yang menjadi tawanan di Babel bekerja langsung di bawah kepemimpinannya.  

Yeremia bernubuat pada akhir pemerintahan kerajaan Yehuda, dia menyatakan bahwa “Singa telah bangkit dari belukar, pemusnah bangsa-bangsa telah berangkat,” (Yeremia 4:7). Singa disini mengacu lambang dewa cinta dan perang orang Kasdim bernama Ishtar.  

Nubuatan itu digenapi, bangsa Kasdim menyerang Yehuda 3 kali, melakukan pengepungan atas Yerusalem hingga menghancurkan Bait Allah Salomo. Tidak hanya itu, Alkitab juga mencatat bagaimana ribuan orang Yehuda dibuang ke Babel, termasuk diantaranya kisah Daniel, Sadrakh, Mensakh dan Abednego (Daniel 1) yang sangat dikenal oleh anak-anak sekolah minggu.  

Apakah Nebukadnezar mengenal Allah orang Israel?  

Jawabannya adalah, “Ya.” Apa buktinya?  

Pada peristiwa Raja Nebukadnezar memerintahkan untuk membunuh semua orang bijaksana karena mereka tidak bisa memberitahukan apa mimpinya dan artinya. Daniel menggagalkan hal itu dengan meminta pertolongan Tuhan dan Nebukadnezar bahkan menyembah Daniel dan berkata, “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu." (Daniel 2:47).  

Selain itu ada juga peristiwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang tidak mau menyembah patung emas dan dibakar hidup-hidup namun tetap selamat (Daniel 3). Setelah itu Raja Nebukadnezar berkata, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya,” (Daniel 3:28).  

Namun pengenalan Raja Nebukadnezar jauh dari pengenalan akan pribadi Tuhan yang benar. Hal itu bisa kita lihat dari pernyataannya kepada Daniel saat ia minta untuk diartikan mimpinya untuk kedua kalinya, ia menyebut Daniel orang yang dipenuhi “roh para dewa yang kudus” (Daniel 4:18);  

Raja Nebukadnezar menjadi gila dan hidup bagai lembu

Dalam Daniel pasal 4, dituliskan tentang peristiwa bagaimana Tuhan memperingatkan Raja Nebukadnezar melalui mimpinya. Daniel mengartikan mimpi itu bahwa Raja Nebukadnezar yang sombong karena kekuasaannya yang besar akan kehilangan akalnya dan hidup di padang dan makan rumput seperti lembu hingga pada saat ia mengakui bahwa, “Sorgalah yang mempunyai kekuasaan.”  

Pada pasal itu dituliskan bahwa nubuatan tersebut digenapi satu tahun setelahnya. Padahal saat itu Daniel telah memberikan jalan keluar agar Raja Nebukadnezar tidak mengalami nasib mengenaskan selama 7 masa tersebut, yaitu dengan “lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas;” (Daniel 4:27).  

Setelah melalui masa-masa merendahkan diri tersebut, Daniel mencatat perubahan cara pandang Raja Nebukadnezar (Daniel 4:37), “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.” 

Walau demikian sejarah mencatat bahwa Bangsa Kasdim atau Neo-Babilonia tetap hidup dalam penyembahan berhala. Raja Nebukadnezar mati pada tahun 562 Sebelum Masehi,ia menjadi raja paling lama memerintah dalam dinasti Neo-Babilonia. Setelah itu anaknya Ewil-Merodakh menggantikannya, Daniel mencatat namanya sebagai Belsyazar. Namun hanya memerintah selama 2 tahun karena dibunuh oleh iparnya yang kemudian merebut tahtanya.  

Dari kisah Raja Nebukadnezar kita bisa belajar bahwa Tuhan dapat memakai siapa saja sebagai alat-Nya. Bahkan Nebukadnezar yang tidak mengenal Tuhan, bisa dipakai untuk menegur dan mendisiplin kerajaan Yehuda yang telah meninggalkan Tuhan.  

Namun Tuhan juga tetap berperkara dengan Raja Nebukadnezar, bahkan menegurnya dengan keras saat ia menjadi sombong karena kekuasaan yang ia miliki. Pada akhirnya, ia mengerti bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang berkuasa atas kerajaan-kerajaan dan para raja.  

Untuk itu mari kita merendahkan hati kita di hadapan Tuhan dan memberikan diri kita untuk menjadi alat-Nya, tentunya kita ingin agar hidup kita dipakai untuk menyatakan kasih-Nya kepada dunia ini. Jangan biarkan kesombongan menyusup dalam hati kita, karena itu adalah awal kejatuhan dan Tuhan benci kepada kesombongan (Amsal 16:5).  

Semoga Anda terinspirasi dan diberkati dengan pembahasan Fakta Alkitab kali ini ya. Bagikan kepada keluarga dan sahabat agar mereka juga bisa mendapatkan berkatnya. Tuhan memberkati.  

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami